Sabtu, 05 November 2016

Metode Pengembangan Sistem dengan Waterfall

Metode Pengembangan Sistem dengan menggunakan "SDLC"(Waterfall)

Sebelum saya menjelaskan tentang metode  (Waterfall), saya akan menerangkan sedikit tentang hal yang perlu di pertimbangkan dalam pengembangan software yaitu :

Tiga Elemen kunci dalam Pengembangan Software :
1.  Metode
Metode software engineering memberikan tehnik-tehnik bagaimana membentuk software. Terdiri dari serangkaian tugas seperti perencanaan dan estimasi proyek
Software merupakan bagian terbesar dari sistem, sehingga pekerjaan dimulai dengan cara menerapkan kebutuhan semua elemen sistem dan mengalokasikan sebagian kebutuhan tersebut ke software. Pandangan terhadap sistem adalah penting, terutama pada saat software harus berhubungan dengan elemen lain, seperti hardware, software lain dan database

2. Analisis kebutuhan sistem dan software
Merupakan suatu proses pengumpulan kebutuhan software untuk mengerti sifat -sifat program yang dibentuk software engineering, atau analis harus mengerti fungsi software yang diinginkan, performance dan interfase terhadap elemen lainnya. Hasil dari analisis ini didokumentasikan dan ditinjau bersama-sama klien.



3. Desain struktur data
Desain software sesungguhnya adalah proses multi step (proses yang terdiri dari banyak langkah) yang memfokuskan pada 3 atribut program yang berbeda, yaitu struktur data, arsitektur software dan rincian prosedur.

 Sebenarnya banyak metode yang digunakan untuk mengembangkan suatu sistem, ada yang menggunakan metode waterfall, prototype, Iteratif, Spiral, Agile dan masih banyak lagi yang lainnya.
Tapi pada kesempatan ini saya hanya akan menjelaskan tentang metode SDLC (Sisem Development Life Circle) dengan model Waterfall (pendekatan air terjun).

Jadi apakah Waterfall itu??
Waterfall adalah suatu metode pengembangan sistem dengan menggunakan pendekatan yang berkembang secara sistematis yang bersifat linear bertahap dari tahap awal pengembangan system yaitu tahap perencanaan sampai dengan tahap akhir sistem yaitu tahap pemeliharan.

Disebut dengan waterfall karena proses pelaksanaannya tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Sebagai contoh tahap desain harus menunggu selesainya tahap sebelumnya yaitu tahap requirement.
Sejarah singkat tentang metode SDLC (Waterfall) 
Metode SDLC (waterfall) pertama kali dikenalkan oleh Winston Royce sekitar tahun 1970, model ini juga disebut dengan Classic Life Cycle yang kadang sering dianggap kuno atau klasik. Tetapi walaupun begitu metode ini paling banyak digunakan dalam pengembangan sistem pada saat ini.

Tahapan dalam pengembangan Metode Waterfall
Secara umum ada 5 tahapan dalam metode ini,

 
Gambar skema metode Waterfall

Tetapi menurut Roger S.Pressman membaginya menjadi 6 tahapan, berikut penjelasannya:
  • System / Information Engineering and Modeling. Pada tahap awal disini mencari kebutuhan-kebutuhan dari sistem yang ada untuk membentuk suatu software. Tahap pertama ini sangat penting karena kita harus memikirkan juga software yang akan dibuat itu bisa terkoneksi dan berhubungan dengan perangkat-perangkat lain yang akan digunakan pada saat software ini di implementasikan contohnya seperti hardware, database, dsb. tahap ini sering disebut dengan Project Definition.

  • Software Requirements Analysis. Ditahap kedua ini dimana proses menganilisis kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software. Seperti Tujuan kenapa software ini dibuat, sifat dan batasan-batasan dari program yang akan dibuat, maka para software engineer harus mengerti tentang domain informasi software dengan cara konsultasi dengan user, dan kegiatan ini harus didokumentasikan untuk keperluan pengembangan continue kedepannya nanti.
     
  • Design. Pada tahap ketiga ini, Proses pada tahap Kedua diubah menjadi representasi ke dalam bentuk tampilan software sebelum pengcodingan. biasanya dalam hal ini tampilan yang akan dibuat harus bersifat userfriendly sehingga user dapat mempelajarinya dengan mudah. Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya. Seperti 2 aktivitas sebelumnya, maka proses ini juga harus didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software.

  • Coding. Setelah Perancangan Design selesai, supaya Software yang dibuat bisa dimengerti oleh mesin dan dapat berjalan maka, perlu dilakukan pengcodingan berupa perintah-perintah bahasa pemrograman dengan memasukan source code kedalam software sesuai fungsi yang diperlukan. Tahap ini merupakan implementasi dari tahap design yang secara teknis nantinya dikerjakan oleh programmer.

  • Testing / Verification. Jika telah selesai di tahap Coding tadi software yang dibuat haruslah diujicobakan, termasuk fungsi-fungsi software harus diujicobakan, supaya software yang dibuat bisa berjalan dengan normal tanpa terjadi Error, dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya.

  • Maintenance. Tahapan terakhir adalah Pemeliharaan, pemeliharaan suatu software diperlukan karena untuk membetulkan kesalahan atau kelemahan pada software yang pada saat diuji tidak terdeteksi. Termasuk di dalamnya adalah pengembangan software untuk meningkatkan kemampuan software, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu. Ketika dijalankan mungkin saja masih ada errors kecil yang tidak ditemukan sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada software tersebut. Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari eksternal perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau perangkat lainnya.
Kelebihan Waterfall Model:
  •  Dengan metode ini ita bisa meminimalisir kesalahan dengan merincikan terlebih dahulu kebutuhan yang akan digunakan untuk produk software yang akan dibuat.
  • Sangat mudah diaplikasikan.
  • Memberikan template tentang metode analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan pemeliharaan.
Kekurangan Waterfall model:
  • Jika pada saat proses sedang terjadi langsung, kemudian ada perubahan-perubahan yang diminta oleh client akan berdampak pada kinerja pembuatan software itu sendiri jadi akan menyebabkan kendala.
  • Dalam pelakasanaan prosesnya metode ini tahap per tahap tidak bisa dilakukan pembagian dalam pengerjaannya. 
  • karena pengerjaan pembuatan dan pengembangan software yang menggunakan metode ini client harus cukup sabar menunggu prosesnya. karen metode ini dikerjakan tahap pertahap, menyelesaikan tahap awal baru bisa ke tahap yang selanjutnya..
  • Perubahan ditengah-tengah pengerjaan produk akan membuat bingung team work yang sedang membuat produk.



Mengapa metode ini sangat populer?

 Metode ini begitu populer karena pada saat pengimplementasiannya semua kebutuhan sistem dapat didefinisikan secara utuh, eksplisit, dan benar di awal project, walaupun kadang-kadang kebutuhan sistem di awal itu tidak dapat dieksplesitkan sesuai denganyang diinginkan, tetapi paling tidakbisa mengurangi masalah kebutuhan sistem diawal project menjadi lebih ekonomis dan meminimalisir waktu yang terbuang pada saat pembuatan program, jika dibandingkan dengan tahapan yang lainnya. Meskipun demikian, karena model ini melakukan pendekatan secara urut / sequential, maka ketika suatu tahap terhambat, tahap selanjutnya tidak dapat dikerjakan dengan baik dan itu menjadi salah satu kekurangan dari model ini.

Sebenarnya semua Metode Pengembangan Sistem itu secara garis besar memiliki tahapan yang sama, cuman hanya pada teknis atau pelaksanaannya saja yang berbeda.


Referensi



http://blogs.unpas.ac.id/yogamuhammadikbal/2014/12/26/model-waterfall-rekayasa-perangkat-lunak/

 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar